Pelajaran Kesabaran Dari Bapak Penjual Soto Ayam

Suara Hati - Pelajaran Kesabaran Dari Bapak Penjual Soto Ayam, Ceritera ini adalah kisah nyata yang dialami penulis, penilaian secara ...

Pelajaran-Kesabaran-Dari-Bapak-Penjual-Soto-Ayam

Suara Hati - Pelajaran Kesabaran Dari Bapak Penjual Soto Ayam, Ceritera ini adalah kisah nyata yang dialami penulis, penilaian secara subyektif kemungkinan bisa saja terjadi dan harap pembaca tidak mempermasalahkan karena subtansi dari ceriteranya yang penulis sampaikan. Adalah seorang penjual soto ayam yang biasa mangkal di trotoar jalan embong Malang Surabaya, untuk memudahkan berceritera, saya sebut saja dengan nama Bapak Tua karena menurut penilaian penulis umurnya memang sudah setengah abad lebih.

Sore itu kota Surabaya biarpun waktu masih menunjukan sekitaran pukul enam sore tapi terlihat seperti sudah malam karena langit diselimuti mendung yang sangat tebal dan sepertinya hujan akan turun, benar saja tidak berapa lama hujan turun dengan sangat lebatnya, karena hujan lebat turun cukup lama saya berpikir pasti kota Surabaya sebentar lagi akan menjadi lautan, dugaan saya ternyata benar dari siaran radio lokal memberitakan bahwa sebagaian jalan-jalan di kota Surabaya tergenang air cukup tinggi.

Biarpun perut terasa lapar tapi udara dingin membatalkan niat saya untuk mencari makan malam diluar, perut keroncongan dan terasa perih membangunkan saya dari tidur, ternyata saya ketiduran, kutengok jam dinding sudah menunjukan pukul 21:45, bergegas saya ganti pakaian tidak lupa memakai jacket, saya ingat biasanya jam segini banyak penjual makanan kaki lima mangkal di sepanjang jalan embong malang.

Dengan mengendarai sepeda motor saya meluncur menuju jalan embong malang, setelah masuk mulut jalan, saya baru teringat biasanya kalau habis hujan lebat jalan embong malang pasti banjir, tapi tanggung karena jalan satu arah sehingga tidak bisa putar balik, dan ternyata benar sepanjang jalan embong malang digenangi air hujan setinggi lutut orang dewasa.

Dengan hati-hati saya mencari jalan yang agak tinggi mengarahkan sepeda motor hingga sampai tempat dimana biasanya banyak penjual makanan mangkal, tapi saya heran yang biasanya disitu banyak warung kaki lima tapi saat itu kok sepi, dan hanya terlihat penjual soto ayam, kebetulan pikir saya udara dingin makan soto ayam sangat cocok sekali.

"Soto Ayam satu Pak" sembari duduk dibangku panjang saya memesan soto dan tidak lupa segelas teh panas, dengan ekspresi wajah datar Bapak Tua penjual soto mempersilahkan duduk.
Sambil menunggu pesanan, saya basa basi tanya sama Bapak Tua penjual soto, "hari ini kok sepi pak, tidak ada orang jualan". 
Kali ini dengan wajah agak berseri Bapak Tua menjawab, "sore tadi sudah tutup semua mas, lha wong jalanan banjir mas tidak ada orang lewat".

Tidak terlalu lama saya menunggu, Bapak Tua sudah menyodorkan satu mangkok soto dihadapan saya sambil berkata , "sejak buka tadi ya baru mas ini yang beli soto saya".
Sambil menikmati soto saya berpikir "nekat benar Bapak Tua ini orang lain sudah pada tutup semua tapi dia masih buka dan belum ada yang beli juga, "kok gak ikutan tutup Pak", ucap saya disela-sela makan soto.
"Lha gimana mas wong belum dapat duwit sama sekali, ya sabar mas wong namanya jualan", jawab Bapak Tua penjual soto.

Selesai makan soto saya tidak ingin keburu pulang, sambil menghisap rokok dalam-dalam saya berpikir nunggu air surut sedikit baru akan pulang, tiba-tiba saya dikejutkan suara air gemiricik yang cukup keras, bebarengan dengan itu sebuah bis Pariwisata telah parkir persis dibelakang saya, kemudian sebuah kepala seorang lelaki paruh baya nongol disela-sela pintu bis yang terbuka, "sotonya masih ada pak " tanya lelaki tersebut. 
Dengan mata yang berbinar Bapak Tua penjual soto menjawab, "masih banyak pak cukup kalau untuk makan orang satu bis".
Sesaat kemudian terdengar suara gaduh yang keluar dari beberapa remaja seumuran pelajar SMP sambil menuruni pintu bis yang terbuka,"soto pak...., soto ayam satu .... " saling berebutan pesan soto lebih dahulu.

Segera saya membayar soto yang saya makan tadi, tapi sebelum berangkat pulang saya sempat bertanya pada lelaki paruh baya dari rombongan bis tadi, ternyata bis tersebut adalah rombongan pelajar SMP yang ada di kota Semarang dan saat itu dalam perjalanan pulang habis melakukan Tour liburan di pulau Bali,

Dalam perjalanan pulang saya berpikir, Bapak Tua Penjual Soto tersebut telah lulus dalam ujian kesabaran, dengan kesabaranya Allah telah mengirim pembeli disaat penjual lainya tidak sabar dan mengira tidak mungkin ada pembeli dikarenakan jalanan banjir. Saya hanya bisa berucap dalam hati “selamat Bapak Tua kesabaran Anda akan menjadi inspirasi saya dan mungkin bagi penjual makanan yang lain”. Semoga bermanfaat.


  • "Mintalah sesuatu kepada-Ku," begitu Kau berkata suatu ketika. Aku tertawa dan berkata: "Aku telah cukup bersama-Mu. Tanpa kehadiran-Mu, seluruh dunia ini hanyalah sebatang kayu yang mengapung dan terombang-ambing di samudera-Mu."[ Rumi }

Artikel Yang Lain

0 komentar

Admin Menerima Komentar Dengan Bebas, Mengumpat, Memaki Dan Sejenisnya Dipersilahkan Asal Jangan Meninggalkan Link Hidup | Isi Komentar Menjadi Tanggung Jawab Pengirim.