Perilaku Maksiat Dapat Dilawan Dengan Kebahagiaan Rohani

Suara Hati - Perilaku Maksiat Dapat Dilawan Dengan Kebahagiaan Rohani, Waktu manusia dilahirkan mempunyai hati yang bersih dalam ar...

Perilaku-Maksiat-Dapat-Dilawan-Dengan-Kebahagiaan-Rohani

Suara Hati - Perilaku Maksiat Dapat Dilawan Dengan Kebahagiaan Rohani, Waktu manusia dilahirkan mempunyai hati yang bersih dalam artian belum terkontaminasi dengan hal-hal yang bersifat buruk, se-iring dengan bertambahnya usia sedikit demi sedikit mulailah hati terkotori oleh hal-hal yang membuat manusia dijuluki manusia berhati jahat, kejam, sadis, raja tega dan banyak lagi julukan yang tidak disukai oleh manusia itu sendiri, biarpun kenyataanya sejak manusia dilahirkan disengaja ataupun tidak disengaja, langsung atau tidak langsung orang tua sudah mengajarkan kebaikan akhlaq kepada anak-anaknya.

Disisi lain untuk bekal hidup didunia anak-anak sudah diajari berkompetisi, lihat masih dalam sekolah dasar saja, tidak sedikit orang tua yang menginginkan anaknya menjadi yang terbaik, hingga sampai kedepanya orang tua selalu menginginkan anak-anaknya menjadi yang terbaik, minimal orang tua berharap anaknya hidupnya kelak lebih baik dari dirinya, sampai disini sejak masih anak-anak manusia sudah diajari mempunyai ambisi untuk menjadi sang juara, artinya harus ada yang dilawan. Tanpa sadar akan tertanam ambisi ingin selalu mengalahkan, menjatuhkan dan perilaku sejenisnya, untuk itu manusia akan memperdalam ilmu duniawinya agar dapat menang dalam berkompetisi, yang berdampak kedepanya semakin tumbuh tingginya ego manusia.

Bercita-cita ingin hidup didunia lebih baik untuk meraih kebahagiaan itu tidak salah, tapi kalau beranggapan harus berkompetisi itulah yang jadi masalah, karena kalau sudah mempunyai pemikiran begitu, saling mengalahkan atau menjatuhkan akan menjadi teman dalam setiap langkah kita, menurut penulis tidak ada yang harus dilawan, tidak ada rasa saling mengalahkan, tidak ada keinginan menjatuhkan, yang ada adalah harus memperbaiki kualitas diri itu saja!, tidak ada yang lain, kalaupun ada yang harus dilawan, adalah diri kita sendiri.

Manusia belum merasa kaya kalau belum lebih kaya dari temanya, tetangganya bahkan mungkin harus lebih kaya dari saudaranya, dan untuk mencapai itu tidak jarang manusia ber-maksiat. Memenuhi ambisinya untuk menduduki sebuah jabatan dikantornya, manusia tega saling menyikut untuk mengalahkan dan menjatuhkan serta rela menjual harga dirinya, itulah kompetisi efek memang harus ada yang dikalahkan, dan tidak perlu heran kalau julukan-julukan yang sudah penulis sebutkan diatas banyak diterima manusia jaman sekarang.

Sebetulnya untuk menangkal semua perilaku itu dan untuk menjaga hati manusia tetap bersih Tuhan telah menurunkan agama, tapi sayang agama hanya dipakai manusia sebagai imbangan bukan untuk menangkal. Agar dianggap sebagai manusia agamis, manusia suka memakai simbol-simbol agamanya, biarpun tidak lupa menjalankan perintah yang terkandung didalamnya, tapi sayang tidak mentaati laranganya, ibadah jalan maksiat jalan, manusia menganggap ibadah yang dijalankan selama ini adalah untuk membayar / mengimbangi maksiat yang dia lakukan, seorang koruptor akan tidak merasa berdosa karena sudah merasa sering memberikan sumbangan ke panti sosial, seorang yang taat mendirikan sholat / sembahyang akan merasa tabungan pahalanya sudah banyak dan masih cukup buat menebus dosanya disaat bermabuk-mabukan, dan masih banyak perbuatan maksiat lain yang dosanya dianggap kecil dibandingkan dengan tabungan pahalanya. Mantabs?

Manusia tidak hanya harus menjalankan perintah yang ada dalam syariat agama tapi manusia juga harus belajar tentang spiritual, untuk itu manusia harus mau menggali kebenaran tertinggi Illahi, karena kebenaran Illahi itulah inti dari ajaran suatu agama, karena didalam kebenaran Illahi terdapat kebahagiaan Rohani, itulah kebahagiaan hakiki yang selama ini dicari umat manusia, bandingkan dengan perilaku maksiat yang hanya menghasilkan kesenangan duniawi yang sudah penulis uraikan diatas, hanya dengan kebahagiaan rohani-lah perilaku maksiat dapat dilawan, dan kebahagiaan rohani hanya dapat dicapai dengan perilaku spiritual. Omong kosong kalau ada orang yang mengatakan bisa merasakan nikmatnya ibadah puasa bila puasanya hanya mendapatkan lapar dan dahaga, karena nikmat puasa yang sebenarnya hanya bisa dinikmati dengan pemahaman spiritual bukan hanya menahan lapar dan dahaga saja.

Begitu juga dengan ibadah-ibadah lainya, dengan disertai pemahaman spiritual diharapkan manusia mendapatkan kebahagiaan rohani sehingga perilaku maksiat yang hanya menghasilkan kesenangan duniawi dapat  dilawan, dan semoga kita tidak tergolong manusia yang suka ber-perilaku maksiat. Semoga bermanfaat.



  • Kau lebih mahal dibanding surga dan bumi. Apa yang bisa kukatakan lagi? Kau tak mengetahui bahwa selama ini segala yang berharga telah menjadi milikmu. Janganlah menjual dirimu dengan harga murah, sesungguhnya dirimu sangatlah mahal di mata Tuhan. [Rumi]

Artikel Yang Lain

0 komentar

Admin Menerima Komentar Dengan Bebas, Mengumpat, Memaki Dan Sejenisnya Dipersilahkan Asal Jangan Meninggalkan Link Hidup | Isi Komentar Menjadi Tanggung Jawab Pengirim.